Wednesday, November 30, 2011

KBB#26 Panetton


Sudah tiba saatnya ngerjain tantangan lagi. Kali ini sejenis ruti2an untuk sajian Chrismast atau Natal yang berasal dari itali, Panetton. Cakep dah pokoknya kalau liat penampakannya dari toko2 roti. Tapi apakah saya bisa??

Ya gitu deh sebenarnya dah mau give up....  tapi sepertinya membaca reply dari email yang saya kirim, kesannya gampang banget bilang "saya menyerah yaaaa...."
Walaupun saya meyakinkan diri ....tidak segampang itu, tapi apa mudah dibuktikan?? ha ha ha..... ke laut aja, dari pada menyesal sudah lewat dan sulit membuktikan ketidakberdayaan mending....let's do it..... lupakan sejenak apa kata dokter, lupakan sejenak protes dari orang2 rumah, lupakan daaaah ..... demi mendengarkan kata-kata .....

Ok artinya saya harus mempersiapkan foto2nya donk, tentunya dari kamera saya yang terlanjur pula tertimpa tumpahan tepung..... cakep bukan? Dan pastinya dibersihkan dulu. Kemudian? ya melihat gambar yang ada. Kumplit? tentu tidak. Kalau begitu? ya jawabannya di bawah ini....

Mari kita lakukan percobaan yang ke empat, demi dokumentasi dan rasa penasaran ... *ngomong sambil nelan ludah.... tapi kan tadi sudah janji untuk melupakan apa kata dokter ya.... :p
Nyeri ini tidak seberapa kok dibanding perasaan tidak nyaman, tandanya saya tidak menggampangkan kan....he he he.

Panettone (traditional Italian christmas bread)
Source: The Worldwide Gourmet

Bahan :
1 ½ cakes of fresh bakers yeast (ragi)
65 ml (1/4 cup) gula
6 tbsp air hangat
6 kuning telur
Lemon zest dari 1 buah lemon
Sejumput garam
500-750 ml (2-3 cups) tepung terigu
100 ml (6 sdm) potongan candied peel
100 gr (6 sdm) + 2 sdm butter/mentega
4 sdm sultana (aku ganti kismis)
4 sdm currant (aku pakai black currant n red berry)
1 sdt vanilla


Cara Membuat :
Masukan 1 sdm gula dan ragi kedalam susu hangat, diamkan selama 3 menit. Kemudian mix dan istirahatkan ditempat yang kering dan hangat (contoh diatas oven yang sebelumnya telah dipanaskan) sampai volume campuran menjadi 2 kali lipatnya, kurang lebih 5 menit.
Masukan campuran tersebut kedalam mangkuk, tambahkan kuning telur, vanilla, parutan kulit lemon, garam dan sisa gula. Campur 500 ml (2 cup) tepung terigu secara bertahap sampai lembut ditangan dan adonan dapat dibulatkan. Kemudian campurkan potongan butter sedikit demi sedikit sampai adonan menjadi lebih lembut dan lebih elastis.
Campur 125 hingga 250 ml (1/2 hingga 1 cup) terigu sampai adonan lebih kokoh, lembut dan tidak lengket.
Letakan adonan diatas meja kerja yang telah di taburi sedikit terigu. Uleni adonan kurang lebih 10 menit. Setelah adonan lebih lembut masukan kedalam wadah yang telah di olesi butter, taburi dengan sedikit tepung terigu tutup dengan kain dan letakan ditempat yang kering kurang lebih selama 45 menit sampai adonan bertambah volumenya dua kali lipat.
Kempiskan adonan, tambakan candied lemon peel, kismis dan currants kemudian uleni sampai semuanya tercampur rata.
Taruh kertas roti yang telah di olesi butter dua sisinya dalam loyang besar, masukan adonan dan beri jejak (torehan) diatasnya. Tutup dengan kertas yang telah diolesi butter dan diamkan selama 15 menit di tempat hangat sampai adonan mengembang, Angkat kertas dari atas adonan dan oleskan butter diatas adonan tersebut.
Panaskan oven dengan suhu 200 derajat celcius (400 derajat F), taruh loyang yang telah berisi adonan dalam oven dan panggang kurang lebih 10 menit, turunkan suhu oven ke 160 derajat celcius (350 derajat F) dan panggang lagi selama 30 sampat 40 menit, oleskan adonan roti dengan lelehan butter, roti akan matang setelah bagian atasnya berubah menjadi keemasan dan krispy.
Angkat dari oven dan biarkan selama 15 menit kemudian keluarkan dari loyang. esep
Note :
Saya buat setengah resep untuk percobaan trakhir, suhu yang dipakai di awal hanya 180 der cel, plus tidak memberi tambahan lelehan butter karena terasa butternya sudah terlalu banyak pada adonan (takut terlalu basah).
Untuk percobaan yang keempat ini....lumayan gak sekeras yang sebelumnya. Tapi tetep ya gak terlalu mengembang menurut pengamatanku. Pencapaian kalis apalagi elastis sulit didapat, mengingat pergelangan tangan mulai nyeri he he he... tapi selebihnya dikarenakan kurang mengembangnya adonan. Mikser kali ini tidak dipergunakan, pastinya nguleni dengan tangan lebih baik karena bisa merasakan tekstur yang terjadi pada adonan.
Foto hasil terlampir di bawah ini ya....
Moga next time better deh buat kasus roti2an .... or ambil kursus dulu keknya ke bogasari seperti pengalaman teman2 yang lain he he he..... hidup roti! hidup panneton!